Gout
merupakan penyakit metabolic yang sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno oleh
Hipokrates. Pada waktu out gout lebih dikenal sebagai penyakit kalangan social
elite yang disebabkan terlalu banyak makan, anggur, dan seks. Sejak saat itu
banyak teori etiologis yang
dikemukakan. Namun kini banyak yang telah diketahui mengenai gout dan tingkat keberhasilan pengobatannya juga tinggi.
dikemukakan. Namun kini banyak yang telah diketahui mengenai gout dan tingkat keberhasilan pengobatannya juga tinggi.
Terdapat
empat tahap klinis pada penyakit gout yang tidak diobati :
1. Hipersuriemia
Asimtomatik
Pada
tahap Hipersuriemia Asimtomatik nilai asam urat serum meningkat sampai 9-10
mg/dl dari nilai normal pada ♀ = 4,0 ± 1,0 mg/dl dan pada ♂ = 5,1 ± 1,0 mg/dl.
Dalam tahap ini pasien tidak menunjukkan gejala-gejala selain peningkatan asam
urat serum. Hanya 20 % dari penderita Hipersuremia Asimtomatik yang berkembang
menjadai gout akut.
2. Arthritis
Gout Akut
Tahap
kedua adalah Arthritis Gout Akut. Pada tahap ini timbul gejala-gejala yang
mendadak seperti nyeri yang luar biasa dan terjadinya pembengkakan, biasanya
terjadi pada sendi ibu jari kaki dan metatarsalphalangeal. Arthritis biasanya
bersifat monoartikular dan menunjukkan tanda peradangan local. Munkin terdapat
demam dan peningkatan leukosit. Pada tahap ini biasanya pasien mencari
pengobatan segera. Dan serangan gout akut ini bersifat self limiting ( dapat
sembuh sendiri ), tetapi dapat memakan waktu 10 – 14 hari.
Perkembangan
dari serangan gout akut biasanya mengikuti serangkaian peristiwa sebagai
berikut. Pada awalnya terjadi hipersatrurasi dari urat plasma dan cairan tubuh,
kemudian terjadi penimbunan disekeliling sendi. Sedangkan mekanisme terjadinya
kristalisasi urat disendi masih belum dimengerti. Serangan gout akut biasanya
terjadi setelah adanya trauma local atau rupture tofi (timbunan natrium urat) yang mengakibatkan peningkatan kadar
asam urat lokal secara cepat. Tubuh mungkin tidak dapat mengatasi peningkatan
ini sehingga terjadi penimbunan diluar serum. Kristal-kristal urat ini yang
mengakibatkan terjadinya proses fagositik oleh leukosit dan menimbulkan reaksi
peradangan lainnya.
3. Tahap
Interkritis
Pada
tahap interkritis ini asimtomatik, dapat timbul beberapa bulan sampai tahun.
Kebanyakan orang mengalami serangan gout beulang dalam waktu kurang dari 1
tahun jika tidak diobati.
4. Arthritis
Gout Kronik
Dengan
peningkatan kadar asam urat sendi dan kristal-kristal urat yang tidak diobati,
akan memacu peningkatan reaksi
peadangan. Peradangan kronik akibat dari Kristal-kristal urat ini dapat
menyebabkan nyeri, sakit, kaku, juga penonjolan dan pembesaran sendi yang
bengkak. Tofi terbentuk pada masa gout kronik akibat insolubilitas relative
asam urat. Tofi ini biasanya berada pada bursa olekranon, tendon achiles,
permukaan ekstensor lengan bawah, bursa infrapatelar, dan heliks telinga.
PATOFISIOLOGI
Secara singkat patofisiologi
terjadinya gout dapat digambarkan sebagai berikut :
Penyakit
Arthritis Pirai (Gout) ini adalah penyakit yang berhubungan dengan kelainan
metabolism pada Purin, yang diperoleh dari diit (makanan yang banyak mengandung
inti DNA/RNA) dan dari sel tubuh sendiri. Pada jalur metabolisme purin akan
diubah menjadi hipoxantin yang akan menjadi precursor dari asam urat.
Hipoxantin
akan mengalami oksidasi menjadi xantin oleh enzim xantin oksidase, suatu enzim
yang merupakan enzim dari golongan oksidoreduktase. Pada defisiensi enzim ini
akan menyebabkan xantinuria karena enzim ini merpakan ciri resesif autosomal.
Reaksi
xantin menjadi asam urat juga merupakan reaksi oksidasi yang dikatalis oleh
enzim xantin oksidase. Sehingga pada orang yang kekurangan enzim ini akan
menderita xantinuria (ekskresi xantin dan hipoxantin melalui ginjal) dan dapat
menyebabkan batu xantin dalam ginjal. Namun kasus xantinuria ini jarang
ditemukan.
Perubahan
yang terjadi dalam jaringan-jaringan tubuh yang disebabkan asam urat ini antara
lain:
·
Kristalisasi asam urat dalam jaringan.
·
Fagositosis Kristal oleh leukosit.
Fagositosis ini terjadi
karena kadar asam urat yang berlebih dalam jaringan sehingga leukosit memakan
Kristal urat tersebut dan memicu respon peradangna lainnya.
·
Peradangan dan kerusakan jaringan
Proses peradangan
dapat bertambah sendiri dan semakin meluas akibat bertambahnya penimbunan
Kristal urat dijaringan tubuh.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan
laboratorium pada bidang reumatologi untuk mendiagnosis arthritis gout meliputi
:
1.
Artrosentesis
Analisis cairan sendi
merupakan pemeriksaan umum yang penting pada setiap keluhan pada penyakit
sendi. Pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, dan beberapa pemeriksaan khusus.
Pada umumnya cairann sendi diperoleh dari lutut, bahu, siku, dan pergelangan
kaki.
v Indikasi
-
Membantu diagnosis arthritis
-
Memberikan konfirmasi diagnosis klinis
v Kontraindikasi
-
Infeksi jaringan lunak yang menutupi
sendi
-
Bakteriemi
-
Pasien tak kooperatif
Pada
kasus penderita gout, hasil aspirasi sendi akan ditemukan kristal mosodium
urat.
2.
Complete
Blood Count
Pemeriksaan hitung
darah lengkap pada kasus dengan kecurigaan arthritis gout, diharapakan akan
ditemukan adanya peningkatan asam urat. Terjadi peningkatan leukosit karena
adanya peradangan. Pada penderita penyakit sendi umumnya ditemukan tanda-tanda
anemis dan peningkatan LED.
3.
Urinalisa
Hasil yang diharapkan
dari pemeriksaan urin untuk penderita arthritis gout adalah adanya peningkatan
kadar asam urat dalam urin. Urinalisa juga berguna untuk mengecek adanya
kemungkinan gagal ginjal akibat batu asam urat.
PENGOBATAN
Pada dasarnya pengobatan Gout antara
lain :
1. Hipersuriemi
Asimtomatik
Pada
fase ini pengobatan gout tidak perlu dilakukan, karena tahapan ini bersifat self limiting.
2. Arthritis
Gout akut
Pada
fase ini pengobatan bertujuan untuk mengurangi nyeri sendi, dan peradangan
dengan obat-obatan seperti kolkisin dan obat OAINS. Dapat diberikan
kotikosteroid dan analgetik jika pasien memiliki alergi terhadap obat-obatan
OAINS.
3. Arthritis
Gout Kronik
Pengobatan
pada fase ini bertujuan untuk mengurangi kadar asam urat atau memudahkan
ekskresinya melalui ginjal. Obat yang dapat digunakan disini antara lain
Allupurinol yang dapat menghambat pembentukan asam urat dari prekursornya
(xantin dan hipoxantin); dapat juga obat-obatan urikosurik ( Probenezid dan Sulfinpirazon) yang dapat mempercepat
ekskresi asam urat dengan menghambat resorbsinya diginjal.
No comments:
Post a Comment